Wednesday, January 21, 2015

laporan penelitian tindakan (kelas bab 4)



BAB IV
PEMBAHASAN
A.      Pembahasan
Penelitian Siklus I
a.         Tahap Perencanaan
       Siklus I diadakan 3 kali pertemuan pada hari Kamis tanggal 12, 13, dan  19 September 2013, pada jam pelajaran di kelas XI IPA 1. Materi pada siklus I adalah hukum gaya gesek, hukum Newton tentang gravitasi dan hukum kepler. Sebelumnya guru sudah mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), animasi yang diperlukan, contoh-contoh soal dan lembar soal formatif.
b.         Tahap Pelaksanaan
Pertemuan pertama
22
Pada pertemuan pertama siswa dihadapkan pada permasalahan mengenai gaya gesek. Konsep yang dihadirkan adalah gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis. Guru mendemontrasikan penghapus yang dipentalkan oleh jari tangan di atas meja. Kemudian siswa diajak berpikir apa yang menyebabkan penghapus itu berhenti. Jawaban yang diharapkan adalah karena ada gaya gesek. Dalam hal ini adalah gaya gesek statis. Kemudian mengkaitkannya dengan hukum II Newton tentang gerak untuk menemukan arah dari gaya gesek tersebut. Sebagian siswa menjawab arah gaya gesek berlawanan dengan arah gerak.
Setelah itu siswa dihadapkan pada fenomena gaya gesek statis. Siswa diminta menentukan bagaimana nilai gaya gesek statis. Guru mendemontrasikan mendorong meja dengan perantara ditengahnya ada botol air mineral bahan plastik. Guru memberikan gaya yang kecil, ditandai dengan botol yang berubah bentuk agak elip (meja tetap diam). Kemudian guru memberikan gaya lebih besar ditandai dengan botol yang semakin elip hampir gepeng (meja tetap diam). Ketika gaya kecil kemudian diperbesar terjadi perubahan gaya yang diberikan pada meja. Tetapi meja tetap diam. Padahal menurut Newton bila resultan gaya yang bekerja pada suatu benda bernilai nol maka benda akan berada pada keadaan awalnya. Gaya apakah yang melawan gaya yang diberikan tangan kepada meja? Bagaimanakan besarnya gaya yang melawan gaya tangan tersebut.
Diadakan diskusi kelas untuk memecahkan permasalah tersebut baik melalui nalar dan juga melalui buku referensi yang dipegang siswa. Siswa menjawab bahwa gaya gesek yang terjadi sama besar dengan gaya yang diberikan oleh tangan tapi arahnya berbeda. Sehingga didapat persamaan gaya gesef statis, gaya gesek dinamis, grafik gaya gesek statis dan gaya gesek dinamis.
Setelah ditemukan mengenai persamaan dan grafik siswa mencatat apa yang penting mengenai hal yang telah didapat melalui diskusi. Pembelajaran dilanjutkan dengan menyelesaikan persoalan sehari-hari dalam bentuk soal. Siswa diberi kesempatan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Siswa yang sukarela mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas. Pada akhir pelajaran guru mempersilahkan siswa untuk merangkum materi tentang gaya gesek. Siswa mencatat tugas rumah yang diberikan oleh guru.
Pertemuan kedua
Pada pertemuan kedua guru memeriksa pekerjaan rumah yang diberikan pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan kedua ini materi yang diberikan adalah tentang hukum Newton tentang gravitasi. Siswa diajak membayangkan alam semesta dengan cerita dan animasi mengenai tata surya. Bagaimana tata surya, planet dan matahari saling bergerak dalam keteraturan. Apa yang menjaga mereka tetap stabil. Apa yang menahan kita hingga kita tidak melayang-layang di angkasa dan masih tetap menginjakkan kaki di bumi. Hal ini untuk merangsang siswa mengatakan bahwa gravitasi yang menahan dan menyebabkan semua benda langit bergerak dalam keteraturan.
Siswa mengamati animasi berupa animasi flash mengenai konsep gaya gravitasi antara dua benda. Animasi ini berupa dua buah bola yang diikat dan dipegang oleh dua orang yang saling berhadapan. Kedua bola berada didepan masing-masing. Kedua bola tersebut dapat diubah masanya menjadi lebih besar atau lebih kecil. Jarak antara kedua bola juga dapat diubah dengan menggeser gambar bola tersebut. Di atas masing-masing bola terlihat anak panah yang menunjukkan vektor gaya gravitasi sehingga anak bisa mengamati bagaimana perubahan massa salah satu bola atau kedua bola, perubahan jarak antara kedua bola hubungannya dengan gaya gravitasi.
Guru memainkan animasi dengan mengubah-ubah  masa bola dengan jarak yang sama. Kemudian guru juga mengubah jarak antara kedua bola dengan massa bola yang sama pada jarak pertama dan jarak kedua. Siswa terlihat antusias melihat animasi ini. Hal ini karena ada animasi manusia yang memegang tali yang terikat pada bola. Ketika gaya semakin besar terlihat animasi orang brusaha sekuat tenaga menahan gaya gravitas kedua bola sampai badannya kedua animasi manusia tersebut condong ke belakang seperti pada lomba tarik tambang.
Dengan animasi ini siswa menemukan konsep tentang hukum gravitasi Newton bahwa semakin besar massa benda semakin besar pula gaya gravitasi. Hal ini ditandai dengan jawaban serempak siswa ketika ditanya ’bagaimanan jika massa benda diperbesar? Jawaban mereka adalah ’semakin besar’. Bagaimana jika jaraknya diperbesar? Mereka menjawab ’gaya gravitasinya semakin kecil. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar massa semakin besar gaya gravitasi. Sebaliknya semakin besar jarak antara kedua benda maka semakin kecil gaya gravitasi kedua benda tersebut. Untuk menemukan persamaan mengenai nilai kuantitatif gaya gravitasi Newton siswa diberi kesempatan untuk mengkaji literatur yang mereka miliki. Dengan literatur yang berbeda-beda akan banyak referensi yang saling menguatkan.
Setelah mereka mendapatkan kosep dari pengamatan dan persamaan dari kajian literatur siswa dihadapkan pada soal-soal. Semua siswa mengerjakan soal latihan tersebut. Siswa yang ditunjuk harus mempresentasikan pekerjaannya di depan kelas. Sehingga mereka bisa memecahkan masalah yang ada dalam soal.
Pertemuan ketiga
Sebelum memulai pelajaran guru menuliskan topik pembelajaran hukum Newton tentang gravitasi serta menginformasikan tentang SK, KD dan indikator pelajaran. Pada pertemuan ketiga siswa diminta untuk mengumpulkan data mengenai hukum kepler. Secara acak siswa ditunjuk untuk mengemukakan pernyataan hukum I kepler, hukum II kepler dan hukum III kepler. Siswa tidak mengalami kesulitan pada saat mengemukakan hukum-hukum kepler. Tetapi ketika mereka diminta menjelaskan hukum kepler, maksud dari hukum kepler itu bagaimana mereka kesulitan. Meskipun begitu mereka terus didorong untuk mendapatkan penjelasan sesuai dengan yang mereka pikirkan.
Kemudian guru menayangkan animasi flash tentang hukum kepler. Animasi itu diputar berulang-ulang untuk menjelaskan hukum kepler I, hukum kepler II dan hukum kepler III. Setelah mengemukakan hukum kepler, mengamati animasi dan menyimak penjelasan dari guru diadakan diskusi kelas mengenai permasalahan yang belum difahami.
Setelah itu siswa mencatat hal yang penting mengenai materi hukum kepler yang telah didiskusikan. Catatan ditayangkan pada LCD dalam bentuk file power point yang telah dibuat oleh guru. Siswa menyimak contoh soal yang diberikan oleh guru. Kemudian siswa mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru secara mandiri. Pada proses pengerjaan soal siswa diperbolehkan berdiskusi dengan teman. Pada akhir siklus I diadakan tes formatif. Waktu pelaksanaannya adalah 2x45 menit. Dari tes akhir siklus I diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1. Perolehan Nilai Test Akhir Siklus I
Nilai
Frekuensi
Persentase (%)
≤ 50
13
35
51 - 60
11
30
61 – 70
13
35
71 ≤
0

Keterangan:
Nilai rata-rata          : 53
Nilai tertinggi          : 70
Nilai terendah         : 37
Jumlah siswa           : 37
Berdasarkan hasil nilai rata-rata siklus I secara keseluruhan terjadi peningkatan dibandingkan dengan nilai rata-rata awal. Namun tidak ada siswa yang memperoleh nilai lebih dari 70. Hal ini diduga karena siswa tidak terbiasa dengan model pembelajaran PBI.
c.         Tahap Analisis
Pada kegiatan siklus I suasana kelas saat penyajian materi cukup aktif dilihat dari siswa menjawab pertanyaan secara serempak, walaupun masih ada yang tidak menyimak. Pada saat berlangsungnya pembelajaran PBI suasana kelas kurang tenang atau agak bising karena siswa saling bertanya satu sama lain apalagi pada saat diskusi kelas. Sedangkan pada saat tes formatif suasana tenang.
Berdasarkan tes siklus I nilai rata-rata 53, semua siswa memperoleh nilai <  75 (100%) berarti semua siswa belum tuntas (perlu remedial) karena nilai KKM untuk XI IPA di SMA N 30 Jakarta adalah 75.
d.        Tahap Refleksi
Berdasarkan pengamatan dan hasil analisis selama kegiatan siklus I, beberapa siswa masih kurang memperhatikan. Terutama ketika proses mengamati animasi. Tetapi ketika mencatat semua siswa mencatat dengan baik. Hal ini dimungkinkan karena interaksi antara animasi dengan peserta didik tidak baik. Animasi hanya berjalan satu arah. Siswa tidak bisa mengubah sesuatu pada animasi itu. Sama seperti nonton film tidak seperti main game.
Pada saat tes formatif meskipun terlihat tenang tetapi ada juga yang melihat pekerjaan teman sebelahnya. Oleh karena itu sebaiknya soal dibagi 2 tipe, yaitu kiri dan kanan. Sebelum masuk pada silkus II, guru memutuskan untuk memperbanyak demontrasi daripada animasi. Penggunaan animasi hanya ketika demontrasi atau eksperimen tidak mungkin dilakukan. Ketika menggunakan animasi pun, dipakai animasi yang memungkinkan siswa berinteraksi dengan animasi tersebut seperti layaknya main game. Hal ini dilakukan sebagai usaha meningkatkan motivasi agar siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Penelitian Siklus II
a.         Tahap Perencanaan
Siklus II direncanakan 4 kali pertemuan. Yaitu pada tanggal 24, 26, 27 september 2013, tanggal 1 Oktober 2013. Diberikan materi tentang elatisitas dan gerak harmonik sederhana dengan mengunakan demontrasi agar siswa bisa menentukan sendiri mengenai modulus young hingga persamaan gerak harmonik sederhana. Pemberian materi menggunakan model pembelajaran PBI. Pada akhir siklus II diadakan test formatif.
b.         Tahap Pelaksanaan
Pertemuan pertama.
Pertemuan pertama pada siklus dua membahas bab elastisitas sub bab tegangan, regangan dan modulus young. Pertemuan dimulai dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi pokok yang akan dilaksanakan. Kemudian guru bertanya kepada siswa apa yang dibayangkan siswa ketika mendengar kata elastis. Diharapkan siswa menjawab bahwa benda elastis adalah benda yang jika diberi gaya bentuknya berubah dan jika gaya tersebut dihilangkan benda akan kembali ke bentuk semula. Tetapi siswa langsung menjawab contoh benda elastisitas seperti karet, ban, pegas dan lainnya. Berangkat dari contoh siswa didorong terus untuk menemukan definisi benda elastis. Siswa mengamati demontrasi guru yang menarik sebuah karet. Siswa menjawab pertanyaan ”karet diberi apa?” diharapkan jawabannya adalah diberi gaya. Setelah berulangkali maka akhirnya siswa menjawab diberikan gaya. Karet yang ditarik tadi dilepaskan oleh guru dan karet kembali memendek. Pertanyaan dilanjutkan ”bagaimana jika gaya dilepas?” maka siswa menjawab memendek lagi. Dan ditegaskan bahwa benda kembali ke bentuk semula.
Lalu bagaimanakah tegangan dan regangan pada suatu benda? Misalnya karet. Pertanyaan ini dilontarkan kepada siswa. Siswa diminta melakukan studi pustaka selama 5 menit untuk mengetahui definisi dan persamaan tegangan, regangan dan modulus young. Setelah siswa mendapatkan definisi masing-masing konsep, siswa diberi pertanyaan apakah benar pernyataan dibuku-buku yang telah baca. Pertanyaan itu bertujuan memancing siswa agar mau melakukan pembuktian kebenaran teori tersebut. Selanjutnya guru dibantu beberapa siswa mengadakan demontrasi. Siswa yang tidak membantu tetap menyimak demontrasi.
Demontrasi memerlukan alat 2 utas karet yang berbahan sama dan ukuran luas penampang berbeda. Penggaris, dan beban. Karet digantung di dinding kemudian diberi beban 50 gram. Ini dianggap sebagai keadaan awal (panjang awal). Salah satu perwakilan siswa mengukur panjang karet. Kemudian karet diberikan beban. Di beban tertera tulisan 100 gram. Siswa ditanya hubungan massa dengan gaya. Siswa menjawab bahwa 100 gram berarti gaya beratnya adalah 1 Newton. Hal ini diasumsikan bahwa percepatan gravitasi adalah 10 m.s-2. Maka ketika karet diberi beban sebanyak 100 gram artinya karet diberi gaya 1 Newton. Perwakilan siswa yang lain mengukur kembali panjang karet setelah diberi gaya 1 Newton.
Dari demontrasi tersebut siswa diminta menyebutkan besaran yang diketahui. Yaitu panjang awal, panjang setelah diberi gaya, gaya yang diberikan dan luas penampang. Luas penampang sebelumnya sudah diketahui dari perhitungan di luar kelas. Informasi yang diperoleh ditulis di papan tulis. Setelah diketahui semua siswa ikut berpartisipasi dalam menghitung tegangan dan regangan dari karet tersebut. Setelah mendapatkan nilai tegangan dan regangan dari demonttasi pertama dilakukan kembali demontrasi sebanyak 3 kali dengan langkah yang sama. Demontasi kedua dengan karet yang sama dan gaya diperbesar. Demontrasi ketiga dengan karet yang luas penampangnya lebih besar dengan gaya 1 Newton. Demontrasi empat dengan karet yang luas penampangnya lebih besar dan beban lebih besar dari 1 Newton. Dari keempat demontrasi tadi didapat angka tegangan dan regangan masing-masing. Siswa diminta menyimpulkan bagaimana tegangan dan regangan suatu benda hubungannya dengan gaya yang diberikan dan luas penampang.
Langkah terakhir adalah pembuktian modulus young dari karet tersebut. Ditekankan kembali bahwa bahan karet tersebut sama. yaitu dari ban motor bekas yang digunting sedemikian rupa sehingga luas penampangnya berbeda. Modulus young didapat dari perbandingan tegangan dan regangan. Data perhitungan untuk modulus young diambil dari percobaan pertama dan ketiga. Dari perhitungan didapat angka yang sama. Dari perhitungan siswa diminta menyimpulkan bagaimana modulus young dari suatu bahan.
Siswa diminta mencatat hal yang penting yang telah diperoleh dari percobaan. Hal yang dicatat adalah definisi, persamaan-persamaan dan kesimpulan yang telah didapat dari diskusi. Persamaan dan definisi ditayangkan di LCD dalam bentuk power point yang telah disiapkan oleh guru sebelumnya. Hal ini dilakukan agar catatan rapi dan sistematis. Kegiatan dilanjutkan dengan membahas contoh soal dan latihan soal mandiri oleh siswa. Dalam melakukan latihan soal siswa dibolehkan melakukan diskusi dengan teman sekelasnya atau bertanya langsung kepada guru.
Pertemuan kedua
Pertemuan kedua dimulai dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang dibahas yaitu bab elastisitas sub materi pokok hukum hooke dan rangkaian pegas. Kemudian siswa diminta untuk memperhatikan animasi mengenai pegas. Pegas diberikan beban pada dengan nilai beban 100 gram. Kemudian diberikan beban yang lebih besar yaitu 250 gram. Terjadi pertambahan panjang pegas. Pada pegas yang satunya lagi digantungkan beban yang 100 gram. Kemudian ditambahkan beban yang lebih besar yaitu 250 gram.
Dari animasi kedua pegas tersebut terlihat perpanjangan pegas yang berbeda walaupun diberikan beban yang sama yaitu 100 gram dan 250 gram. Siswa diminta menjelaskan kenapa hal itu bisa terjadi. Awalnya siswa kebingungan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Siswa diminta untuk melakukan studi pustaka berdasarkan buku referensi yang dimiliki masing-masing. Siswa juga dibimbing untuk menenmukan bahwa yang menyebabkan perbedaan tersebut adalah sifat dari pegas tersebut. Yaitu konstanta pegas.
Diskusi dilanjutkan dengan susunan pegas. siswa ditanya macam-macam susunan pegas. para siswa serempak menjawab seri dan paralel. Beberapa siswa ditunjuk untuk menggambarkan susunan pegas seri, susunan pegas paralel, dan susunan pegas campuran. Ketika diminta untuk menggambarkan susunan siswa ragu-ragu. Hal ini terlihat ketika siswa mau menggambar masih lihat ke temanya tanda tidak percaya diri. Walapun begitu gambar dari masing-masing susunan pegas sudah benar.
Kemudian siswa diminta menentukan persamaan konstanta pengganti dari masing-masing susunan pegas. susunan pegas seri dan paralel dapat diselesaikan dengan cepat. Sedangkan untuk susunan pegas campuran siswa masih kesulitan. Oleh karena itu siswa menyimak penjelasan dari guru mengenai penyelesaian permasalahan pada susunan pegas campuran.
Setelah memahami pengantian konstanta pegas pada masing-masing susunan pegas, siswa mencatat hal yang penting dari materi yang telah didiskusikan. Siswa bersama guru membahas contoh soal mengenai hukum hooke dan susunan pegas. kemudian siswa diberi kesempatan untuk menyelesaikan latihan soal secara mandiri. Beberapa orang siswa diminta mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas.
Pertemuan ketiga
Pertemuan ketiga membahas tentang materi gerak harmonik sederhana. Gerak harmonik sederhana pada bandul matematis dan pegas. Diawali dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang akan dibahas yaitu gerak harmonik sederhana. siswa menjawab pertanyaan guru mengenai definisi gerak harmonik/perioda. Kebanyakan siswa menjawab bandul dan pegas. Lalu guru memberi contoh bahwa kegiatan sekolah juga merupakan gerak periodik. Maka didapat kesimpulan bahwa gerak periodik adalah gerak yang berulang pada selang waktu yang sama.
Setelah itu guru bertanya kembali mengenai besaran pada gerak harmonik. Siswa menjawab perioda, frekuensi, simpangan, kecepatan sudut. Pada saat menjawab pertanyaan siswa diperbolehkan membuka buku referensi. Bagaimanakah perioda dan frekuensi pada bandul? Apakah besarnya beban mempengaruhi? Apakah panjang tali mempengaruhi? Lalu bagaimana halnya dengan pegas? Jawaban dari siswa beragam. Ada yang menyebutkan semakin berat beban maka frekuensinya semakin besar dan lain sebagainya. Dari jawaban yang beragam tadi siswa diajak untuk menyimak dan melakukan demontrasi bersama-sama untuk membuktikannya.
Kegiatan dilanjutkan dengan demontrasi bandul matematis. Siswa diminta untuk mengikatkan sebuah tali di langit-langit. Kebetulan ada rangka LCD yang terbuat dari batang besi. Jadi bisa dipakai mengikatkan tali. Tali tersebut diberikan 2 beban, masing-masing 50 gram. Jadi total beban 100 gram. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai titik kesetimbangan dan simpangan pada bandul matematis.
Demontasi dimulai dengan menyimpangkan bandul pada jarak tertentu. Seluruh siswa diminta menghitung banyaknya getaran. Getaran yang diperlukan adalah 10 getaran. Salah seorang siswa mengukur waktu dengan menggunakan stopwatch digital. Perhitungan banyaknya geratan sebanyak sepuluh getaran dan perhitungan waktu dimulai dan berhenti berdasarkan aba-aba guru. Aba-aba dimulai adalah ”ya” dan aba-aba berhenti adalah ”stop”.
Seluruh siswa terlihat antusias dalam menghitung bandul matematis ini. Kemudian siswa diminta menyebutkan besaran yang diketahu dari demontrasi yang dilakukan. Yaitu banyaknya getaran dan waktu. Siswa diminta menentukan perioda dan frekuensi dari demontasi tersebut. Demontrasi untuk bandul matematis dilakukan sebanyak 4 kali. Demontrasi kedua dilakukan dengan panjang tali sama dengan demontrasi pertama dan beban diperbesar. Demontrasi ketiga dilakakukan dengan panjang tali lebih kecil dari pada demontrasi pertama dan kedua dan beban 100 gram. Demontrasi keempat dengan tali yang sama dengan demontrasi ketiga dan beban diperbesar.
Berdasarkan demontrasi-demontrasi yang dilakukan dan perhitungan dari masing-masing data yang diperoleh siswa diminta menyimpulkan hubungan periode, frekuensi, panjang tali dan besarnya beban. Siswa diminta menekankan pada kesimpulan dan bukan kepada angka yang diperoleh pada saat itu. Supaya kesimpulan bersifat umum.
Kegiatan selanjutnya adalah demontrasi gerak harmonis pada pegas. Demontrasi pegas menggunakan media phet dari universitas colorado. Demontrtasi ditanyangkan pada LCD tapi tetap dapat berinteraksi dengan siswa. Pada layar terdapat tampilan 3 buah pegas, 6 buah beban, stopwatch dan penggaris. Pengguna dapat menggantungkan satu buah beban pada pegas dan mengukur simpangan.
Dalam melakukan demontrasi siswa diminta menghitung getaran pegas sebanyak 10 getaran sedangkan yang menjadi operator waktu adalah guru sendiri. Demontrasi pada pegas juga dilakukan sebanyak 4 kali. Pegas yang sama dan beban berbeda sebanyak dua kali. Kemudian mengubah konstanta pegas dan beban berbeda sebanya dua kali. Kemudian dilakukan perhitungan perioda dan frekuensi dari masing-masing demontrasi.
Setelah itu guru mempersilahkan siswa untuk mencatat perioda dan frekuensi pada bandul matematis dan pegas. Guru menekankan bahwa konsep ini dipakai ketika melakukan perhitungan. Ketika perhitungan menyalahi konsep maka ada kemungkinan salah perhitungan atau salah rumus untuk menghitungnya. Kegiatan dilanjutkan dengan membahas contoh soal dan mengerjakan soal latihan mandiri. Beberapa siswa diminta mengemukakan penyelesaian soal yang telah dilakukannya.
Pertemuan keempat
Pada pertemuan keempat dibahas tentang persamaan simpangan, kecepatan percepatan, fase, sudut fase dan beda fase. Pembelajaran dimulai dengan mengingatkan kembali siswa mengenai simpangan. Simpangan adalah titik yang berada di luar titik keseimbangan. Siswa diminta mencari persamaan simpangan dari literatur yang ada. Kemudian pembelajaran dilanjutkan dengan menuliskan persamaan simpangan baik untuk bandul maupun pegas.
Setelah menuliskan persamaan simpangan siswa diajak untuk menemukan asal persamaan simpangan itu di dapat. Persamaan tersebut didapat dari persamaan benda yang melakukan gerak melingkar. Bagaimana hal ini dapat terjadi? Siswa berusaha menjawab pertanyaan tersebut. Tetapi kebanyakan siswa tidak tahu. Oleh karena itu siswa menyimak video mengenai gerak harmonik dari pegas dan gerak melingkar benda. Dalam video tersebut gerak harmonik dan gerak melingkar disoroti oleh cahaya kemudian bayangannya ditangkap oleh layar. Dari proyeksi tersebut terlihat bayangan beban pada pegas dan benda yang melakukan gerak melingkar itu naik turun bersamaan. Sehingga dari video tersebut siswa dapat memahami mengapa persamaan simpangan pada bandul sederhana dan pegas sama dengan persamaan simpangan pada benda yang melakukan gerak melingkar.
Setelah menyimak persamaan simpangan siswa diajak untuk menganalisis persamaan kecepatan dan persamaan percepatan. Guru mengajak siswa untuk berdiskusi sehingga bisa mendapatkan persamaan kecepatan dan percepatan. Guru merangsang siswa dengan mengingatkan kembali bagaimana mendapatkan kecepatan dari fungsi waktu. Jawaban siswa ada yang menggatakan dengan cara diturunkan. Langsung ditanggapi oleh guru. Siswa dan guru bersama-sama menurunkan persamaan simpangan hingga ditemukan persamaan kecepatan dan percepatan.
Siswa menyimak informasi mengenai fase, sudut fase dan beda fase. Siswa diajak berdiskusi dan mengkaji literatur mengenai hal tersebut. Setelah itu siswa mencatat hal yang penting dari diskusi kelas. Kemudian siswa dan guru bersama-sama membahas contoh soal. Siswa diberikan kesempatan untuk mengerjakan latihan secara mandiri. Pada akhir sisklus II diadalan tes formatif. Tes mencakup materi elastisitas dan gerak harmonik sederhana. Tes berupa esay sebanyak 10 soal. Waktu pelaksanaaan tes adalah 2x 45 menit. Dari hasil akhir siklus II diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4.2. Perolehan Nilai Test Akhir Siklus II
Nilai
Frekuensi
Persentase (%)
51 - 60
1
3
61 – 70
7
19
71 – 80
12
32
81 - 90
13
35
91 - 100
4
11

Keterangan :
Nilai rata-rata       : 79
Nilai tertinggi       : 94
Nilai terendah       : 56
Jumlah siswa        : 37
Berdasarkan hasil nilai rata-rata siklus II secara keseluruhan terjadi peningkatan dibandingkan nilai rata-rata siklus I dan persentase jumlah siswa yang mendapat nilai 80 – 100 juga mengalami peningkatan. Berarti pembelajaran dengan model pembelajaran PBI dapat meningkatkan hasil belajar Fisika.
c.         Tahap Analisis
Dalam kegiatan siklus II siswa terlihat lebih antusias dan lebih aktif dalam mengikuti pelajaran. Hal ini terlihat dari keikut sertaan semua siswa dalam demontrasi demontrasi selama kegiatan pembelajaran pada siklus II.    Berdasarkan hasil test siklus II nilai rata-rata kelas = 79, nilai tertinggi = 94 dan terendah = 56 berarti masih ada siswa yang tidak tuntas sebanyak 13 orang. Dilihat dari keseluruhan semua siswa mengalami peningkatan. Namun demikian masih terdapat 8 orang (21%) yang belum tuntas. Maka perlu ada perbaikan dalam proses pembelajaran dan lebih banyak melibatkan siswa secara aktif.
d.        Tahap Refleksi
Berdasarkan pengamatan dan hasil analisis selama kegiatan siklus II, dapat di kemukakan bahwa hasil belajar ditinjau dari nilai rata-rata keseluruhan meningkat dan keaktifan siswa juga meningkat. Oleh karena itu, model pembelajaran PBI  ini perlu dipertahankan. Perbaikan yang perlu dilaksanakan adalah dengan penugasan membaca materi dan lebih banyak mengikut sertakan peserta didik untuk aktif dalam setiap pembelajaran.
Penelitian Siklus III.
a.         Tahap Perencanaan
Siklus III direncanakan 4 kali pertemuan yaitu pada tanggal 1, 7, 8 dan 14 November 2013 di kelas XI IPA 1 dengan materi usaha, daya dan energi. Sebelumnya guru sudah mempersiapkan RPP, lembar soal tes formatif, lembar absensi dan lembar instrumen observasi untuk diisi oleh observer.
b.         Tahap Pelaksanaan
Pertemuan pertama
Pertemuan pertama membahas tentang usaha dan daya. Pertemuan dimulai dengan salam pembuka kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok materi yang akan dipelajari yaitu usaha dan daya. Mulanya guru bertanya apa yang kalian bayangkan ketika mendengar kata usaha. Jawaban dari siswa beragam, tapi kebanyakan siswa telah menjawab bahwa usaha adalah hasil kali gaya kali perpindahan.
Kegiatan dilanjutkan dengan membagi siswa ke dalam 9 kelompok terdiri dari 4 orang dan sebagian kelompok 5 orang. Setiap kelompok mendapatkan LKS. Setelah dibagikan LKS mengenai usaha dan daya siswa diminta mempelajari LKS. Semua siswa langsung melaksanakan langkah-langkah kerja sesuai dengan LKS. Berkumpul sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
Karena Langkah kerja pada LKS memerlukan media tangga maka semua siswa memilih tangganya masing-masing. Ada yang dari lantai 3-2 ada yang lantai 1-2. Siswa terbagi menjadi dua tempat. Yaitu pojok barat sekolah dan sebelah timur sekolah karena disanalah terdapat tangga. Pada pelaksanaanya siswa banyak yang bertanya mengenai perpindahan total, perpindahan yang dipakai apakah sisi miring, horizontal atau vertikal. Sebagian siswa juga bertanya ’kok usaha pada saat seseorang bergerak lambat dan bergerak cepat ketika menaiki tangga tetap sama’.
Setelah selesai melaksanakan semua langkah kerja dan pengolahan data, semua siswa masuk kelas kembali. Perwakilan dari dua kelompok diminta maju dan mempresentasikan hasil kerjanya. Satu kelompok mempresentasikan mengenai usaha dan satu kelompok lagi mempresentasikan mengenai daya. Kelompok lain memperhatikan dengan seksama. Meski hasil angka yang berbeda karena tangga yang digunakanpun berbeda, tapi siswa diarahkan bahwa usaha ketika lambat maupun cepat tetap sama. Usaha tidak berhubungan dengan waktu.
Permasalahan lain yang ditemukan adalah kenapa ketika naik tangga perpindahan yang dipakai untuk menghitung usaha adalah perpindahan arah vertikal saja. Siswa dibimbing untuk menemukan gaya yang bekerja. Setelah menyimak penjelasan guru mengenai arah gaya, arah perpindahan dan sudut yang dibentuk antara vektor gaya dan vektor perpindahan siswa memahami kenapa yang digunakah hanya arah vertikal pada kasus tersebut. Presentasi yang kedua menunjukkan bahwa dengan usaha yang sama tetapi ketika waktu yang dibutuhkan sedikit maka dayanya lebih besar. Ketika waktunya lebih banyak maka dayanya lebih kecil.
Setelah dilakukan presentasi siswa mencatat hal yang penting. Kemudian siswa bersama guru membahas contoh soal. Siswa diberikan kesempatan untuk mengerjakan latihan soal secara mandiri dengan didampingi oleh guru. Pada akhir kegiatan siswa diminta merangkum secara lisan mengenai materi yang telah dipelajari.
Pertemuan kedua
Pembelajaran pada pertemuan kedua membahas tentang energi. Antara lain energi potensial, energi kinetik dan hukum kekekalan energi mekanik. Awal pembelajaran siswa menyimak tujuan pembelajaran dan materi yang akan dipelajari. Awal pembelajaran guru memberi pertanyaan siapakah yang pernah melihat energi? Sebagian siswa terjebak pernah melihat. Padahal energi sesuatu yang abstrak.
Siswa menjawab pertanyaan guru untuk menyebutkan macam-macam energi. Jawaban siswa antara lain energi listrik, energi cahaya, energi potensial, energi kinetik, energi mekanik dan lainnya. Dari beberapa energi yang disebutkan siswa guru membatasi energi potensial, energi kinetik dan energi mekanik. Kemudian siswa ditanya mengenai persamaan energi kinetik,  energi potensial dan energi kinetik. Secara serempak siswa menjawab energi kinetik sama dengan ”setengah em vi kuadrat”. Ketika ditanya persamaan energi potensial siswa menjawab juga m × g × h. Pun ketika ditanya energi mekanik siswa langsung menjawab energi kinetik ditambah energi potensial pak. Jawaban-jawaban siswa tersebut langsung ditulis oleh guru di papan tulis.
Setelah menjawab pertanyaan mengenai persamaan energi. Siswa diminta menjawab pertanyaan konsep. Bagaimanakan energi potensial suatu benda jika kedudukannya semakin tinggi dari permukaan tanah? Sebagian siswa menjawab semakin besar. Sebagian keci lsiswa hanya diam saja. Begitupun ketika ditanya menganai energi kinetik hubungannya dengan kecepatan. Bagaimana energi kinetik suatu benda jika kecepatannya semakin besar? Siswa menjawab semakin besar.
Setelah diskusi kelas siswa dibagi ke dalam 9 kelompok. Pembagian kelompok dibagi oleh guru sesuai dengan tempat duduk. Kelompok pertemuan ini berbeda dengan kelompok pertemuan sebelumnya. Perubahan kelompok bertujuan melatih siswa menghadapi, bekerja sama dan menghargai orang baru dalam kelompoknya. Setelah terbentuk kelompok, siswa mendapat LKS perkelompok. LKS ini merupakan LKS analisis berisi tentang energi kinetik, energi potensial dan hukum kekekalan energi mekanik. Dalam LKS diberikan dua kasus yaitu jatuh bebas dan pemain skate board yang melaju dari bawah ke atas pada lintasan dengan kelajuan awal tertentu.
Siswa agak kesulitan ketika menentukan energi potensial pada gerak jatuh bebas pada detik pertama hingga akan menyentuh tanah. Hal ini karena siswa sulit menentukan ketinggian pada detik pertama kedua, ketiga, dan keempat. Siswa keliru antara jarak yang ditempuh dengan ketinggian. Guru membimbing cara berpikir siswa harus ekstra untuk memecahkan masalah tersebut.
siswa diberikan batas waktu untuk menyelesaikan analisis permasalahan pada LKS. Kemudian perwakilan dua kelompok diminta mempresentasikan hasil dari pekerjaannya. Perwakilan pertama menjelaskan energi potensial energi kinetik dan energi mekanik pada gerak jatuh bebas. Perwakilan kelompok kedua menjelaskaan energi potensial, energi kinetik dan energi mekanik pada gerak orang naik skateboar dari bawah ke atas.
Dari hasil presentasi diketahui bahwa ketika benda bergerak jatuh bebas energi potensialnya semakin kecil. Karena ketinggiannya semakin kecil. Hal ini berbalik dengan energi kinetiknya. Ketika dijatuhkan energi kinetiknya semakin besar. Hal ini karena kecepatannya semakin besar. Sedangkan energi mekaniknya sama pada setiap detik.
Diketahui pula ada satu kelompok yang keliru dalam menentukan energi potensialnya. Padahal secara konsep kelompok tersebut tahu bahwa semakin ke bawah energi potensial semakin kecil. Tetapi kelompok tersebut terpaku dengan hasil perhitungan. Setelah dilihat hasil kerja kelompok tersebut diketahui penyebab kekeliruan adalah siswa salah dalam menentukan ketinggian pada detik pertama, detik kedua, detik ketiga dan detik keempat. Karena masih ada kekeliruan pada satu kelompok maka diadakan diskusi kelas yang dipandu oleh guru. Siswa yang mempresentasikan gerak jatuh bebas diminta menjelaskan cara menentukan ketinggian pada gerak jatuh bebas. Setelah dijelaskan oleh kelompok dijelaskan ulang oleh guru. Diharapkan dengan dua penjelasan oleh orang berbeda dan bahasa yang berbeda pula seluruh siswa tidak lagi keliru dalam menghitung energi potensial dan energi kinetik.
Pertemuan ketiga
Pertemuan ketiga dimulai dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi pokok yang akan dibahas yaitu Teorema usaha energi. siswa dihadapkan pada pertanyaaan apakah ada hubungan antara usaha dengan energi? bagaimanan hubungannya. Siswa diminta untuk melakukan studi pustaka guna menemukan jawaban dari permasalahan tersebut selama 10 menit.
Sepuluh menit berikutnya diadakan diskusi kelas  untuk mendiskusikan jawaban yang mungkin dari setiap siswa. Bagaimana hubungan usaha dengan energi kinetik? Siswa menjawab usaha sama dengan perubahan energi kinetik. Begitupun ketika ditanya hubungan usaha dengan energi potensial. Jawabannya adalah usaha sama dengan perubahan energi potensial. Setelah melakukan studi pustaka dan diskusi kelas siswa dibagi ke dalam 9 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 orang sebagian kelompok terdiri dari 5 orang. Setiap kelompok diberikan LKS yang berisi permasalah beberapa kasus. Siswa diminta untuk menentukan energi potensial energi kinetik dan usaha dari kasus-kasus tersebut.
Pada saat diskusi kelompok semua siswa terlihat aktif. Masing-masing kelompok serius dengan tugasnya. Kesulitan yang dihadapi para siswa adalah ketika menentukan h1 dan h2. Mereka kebingungan apakah tanda negatif itu menjadi jawaban yang berbeda atau sama. Tiga kelompok bertanya tentang hal itu. Maka setiap kelompok dibimbing bahwa tanda min atau plus itu menunjukkan arah. Yang penting tahu arahnya kemana.
Diakhir pembahasan perwakilan dua kelompok diminta maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. Kelompok pertama mempresentasikan usahan-energi potensial. Kelompok kedua mempresentasikan usaha-energi kinetik. siswa dari kelompok lain dipersilahkan untuk mengemukakan pendapat atau bertanya. Tetapi tidak ada yang bertanya. Jawaban semua kelompok sama. diakhir pertemuan siswa diminta mereview pelajaran yang telah didiskusikan pada hari itu.
Pertemuan keempat
Pada pertemuan keempat diisi dengan membahas Penerapan usaha energi dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan diisi dengan latihan soal yang berkaitan dengan usaha energi pada bergabai kasus. Dari hasil akhir siklus III diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4.3. Perolehan Nilai Test Akhir Siklus III
Nilai
Frekuensi
Persentase (%)
51 - 60
0
0
61 – 70
1
3
71 – 80
2
5
81 - 90
16
43
91 - 100
17
46

Keterangan :
Nilai rata-rata          : 90
Nilai tertinggi          : 100
Nilai terendah         : 65
Jumlah siswa           : 37
Berdasarkan hasil nilai rata-rata siklus III secara keseluruhan terjadi peningkatan  dibandingkan dengan nilai rata-rata siklus II, persentase jumlah siswa yang mendapat nilai 80 - 100 mengalami kenaikan. 
c.         Tahap Analisis
Berdasarkan hasil tes siklus III, nilai rata-rata kelas 88.6. Siswa yang memperoleh nilai < 63 ada 2 siswa (3%), berarti ada 2 siswa yang belum tuntas atau perlu remedial. Sedangkan yang mendapat nilai ≥ 71 ada 35 siswa (97%), berarti nilai tes siklus III mengalami peningkatan sedikit dibandingkan nilai siklus II.
d.        Tahap Refleksi
Berdasarkan pengamatan dan hasil analisis selama kegiatan siklus III dilihat dari nilai rata-rata mengalami peningkatan dan keaktifan siswa juga meningkat dibandingkan siklus-siklus sebelumnya. Dari data di atas, dapat dikatakan bahwa pembelajaran fisika dengan menggunakan model pembelajaran PBI dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan sampai siklus III karena melihat hasil belajar siswa telah meningkat secara keseluruhan.
B.       Perkembangan siklus ke siklus
1.         Keaktifan siswa
Kegiatan penelitian tindakan kelas model pembelajaran PBI yang sudah terlaksana mulai dari siklus I sampai siklus III mempunyai hasil berbeda. Perbedaan dari setiap proses tersebut tidak lain disebabkan adanya upaya untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Selama kegiatan proses pembelajaran berlangsung :
a.       Pada umumnya mengenai kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBI sudah terlaksana sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b.      Terjadi peningkatan keaktifan peserta didik dari siklus satu ke siklus III. Hal ini ditandai dengan lebih banyaknya kegiatan siswa baik itu berupa percobaan atau analisis dalam bentuk LKS.
c.       Siswa perlu dimotivasi untuk tidak cepat puas dan terus menggali jawaban dari setipa permasalahan.
d.      Dalam evaluasi sebaiknya soal dibuat 2 tipe, yaitu tipe A dan tipe B supaya siswa tidak bekerja sama.
2.         Hasil belajar
Hasil belajar siswa dari siklus ke siklus mengalami peningkatan. Dilihat dari rata-rata nilai siswa meningkat. Rata-rata nilai siklus satu adalah 53, siklus dua adalah 79 dan siklus tiga adalah 90. Adapun nilai siswa berdasarkan rang angka dari terkecil ke yang terbesar dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar 4.1. Grafik perolehan nilai siswa
Dari grafik dapat dilihat bahwa pada siklus I belum ada nilai yang mencapai skor di atas 70 sedangkan pada siklus III nilai yang terakhir berada di rang 60-70 yaitu 3% dari total sisya yang berarti 1 orang saja. Sisanya berada di atas 80.

No comments:

Post a Comment