Monday, October 28, 2013

Bidik Misi yang Layu Sebelum Berkembang



BIDIK MISI, layu sebelum berkembang
Suatu pagi ketika matahari belum meninggi terdengar suara nada SMS yang sengaja ku setting. Ah.. sms dari siapa? tanyaku dalam hati. sambil jariku memainkan tombol handphone, terlihat sms dari yoksen. Oh yoksen kataku dalam hati.
Yoksen: selamat pagi bapak
Aku: pagi juga yoksen
Yoksen: apa kabar?
Aku : baik, kamu apa kabar?
Yoksen: Baik. Bapak sedang dimana?
Aku : Bpak  sedang di tempat teman, amabi oefeto timur.
Yoksen: Oh begitu
Aku: iya
aku memang tidak terlalu bersemangat membalas sms itu
yoksen : Bapak kapan ke manubelon?
Aku: Nanti pas masuk sekolah….
Waktu itu memang sedang liburan sekolah di tempatku mengabdi. Percakapanpun berlanjut.
Yoksen : Bapa tau Untad ko?
Aku : Mmm tau memang kenapa?
Jawabku mulai penasaran dan bersemangat
Yoksen :Bapak doakan B, B lulus bidikmisi di untad.
Aku : Oh ya?! Jurusan apa?
Yoksen : Kimia bapak! Tanggal 16 nanti B pi palu
Aku : Oh ya bapak doakan semoga berhasil ya
Yoksen :Makasih banyak bapak…
Aku : iya sama2 semangat ya yoksen. Kamu pasti bias
Aku senang bukan kepalang. Salah satu muridku lulus bidik misi. Masa depan yang cerah memantimu yoksen gumamku dalam kesendirian.
***
Pikiranku melayang ke massa lalu melewati batas waktu. Seolah ku pergi kembali ke masa saat pertama kali datang ke SMAN 1 amfoang barat daya. Sekolah yang terdiri dari 3 duang permanen dan 3 ruang darurat. Tak ada fasilitas lebih, slain tanah yang menghampar luas yang ditumbuhi rerumputan. Kusaksikan diriku sendiri datang ke kelas XII IPA untuk pertama kalinya.  Kelas yang berlantai pasir beratap daun dan berdinding bambu yang dibelah. Terlihat di wajah kesebelas putra putri amfoang itu rasa penasaran dan bahagia mereka dengan guru fisikanya yang baru dating, yaitu aku sendiri. Membuat guru fisika itu semangat untuk belajar bersama anak-anak itu. tak ingin membuat mereka kecewa.
pembelajaranpun berlangsung menyenangkan waktu itu. Semakin sering pertemuan kami di kelas XII IPA itu semakin mengakrabkan kami dalam suasana pembelajaran yang asik. Seolah kami sudah kenal bertahun-tahun. Rasa canggung antara murid dan guru baru mulai tertelan waktu.
Tapi dinamika terus berlanjut. kadang aku kesal juga pada anak-anak ini. susah sekali faham akan konsep tertentu dalam fisika. Suatu ketika dalam pengayaan, kami membahas suatu konsep dan mencoba menyelesaikan soal. Ketika ku Tanya mereka kebanyakan tidak faham. “siapa yang faham? tanyaku geram. Ah seharunya jangan seperti itu sesalku dalam hati. Seorang anak laki-laki menjawab “coba saya pak!”. ‘yoksen kamu kedepan!’ timpalku. Yoksen kedepan dan jawabannya kali ini benar.
Coba yoksen terangkan pada teman-teman kamu! Dengan bahasa kamu sendiri! Terserah mau bagaimana? Pintaku pada yoksen. Yoksen pun menerangkan pada taman-temannya. Penerangannya sama saja dengan yang aku sampaikan hanya dalam susunan kata yang agak berbeda dan sedikit ada bahasa daerah yang terlontar dari mulutnya. Tak berapa lama teman-tamannya bilah “oooohh…” tanda mengerti. ‘Ah… apa bedanya dengan konsepku’ ucapku dalam hati. Tapi mungkin karena susunan kalimat dan bahasa yang agak berbeda denganku mereka kurang faham. Yoksen memang termasuk yang pintar selain seorang putri yang bernama widya wenyi. Pertemuan-pertemuan berikutnya ketika kuterangkan konsep dan mereka belum faham. Kutanya yoksen. Jika dia faham maka aku minta dia menerangkan kepada teman-temannya dengan bahasa dan susunan kalimat mereka.
***
“hey!’ ucap temanku sekaligus menarikku dari masa lalu kembali kemasa kini. Ah kamu memang anak yang cerdas yoksen! Gumamku. Akhir pertemuan ku dengan murid-muridku tercinta adalah ketika perpisahan kelas tiga. Mereka semua lulus. Ah wajar mereka lulus semua ucapku dalam hati. Toh ini hanya ujian nasional, tidak terlalu sulit. Tapi kecerdasan yoksen lagi-lagi dibuktikan dengan lulusnya dia menembus bidikmisi yang tentu saja lewat ujian snmptn.
Hari-hari liburan sekolahpun habis satu per satu. Tak terasa hanya tersisa satu hari. Tangan 18 juli besok aku harus kembali ke kampong tempat sekolah ku berada. Karena memang jatah libur waktu itu hanya sampai 18 juli 2012. Seperti keberangkatanku yang pertama, aku harus bangun subuh dan naik oto* yang menuju kampong tepat jam 5 karena hanya ada 3 mobil yang lewatk ke kampungku. semuanya berangkat jam 5 pagi. Ah perjalanan yang akan melelahkan pikirku. Karena perjalanan akan ditempuh dalam waktu 8 jam jika lancer. Setengah hari lebih.
Ditengah perjalanan mobil yang ku niaki mogok. Dan seluruh penumpang harus turun. Aku melihat salah satu muridku yang baru lulus ujian nasional kemarin. Kami ngobrol kesana kemari tentang sekolah, kuliah dan sebagainya. Aku ingat yoksen hari ini berangkat ke Untad,  Palu. Kutanyakan perihal itu ada muridku itu. Betapa terkejutnya aku ketika kudengan yoksen tidak jadi berangkat. Aku penasaran kenapa yoksen tidak jadi berangkat. Padahal beasiswa bidikmisi merupakan beasiswa penuh hingga selesai sarjana. Ah… kenapa tidak berangkat! Gumamku sangat geram.
Segera kucari nama yoksen di kontak hpku. Kukirim pesan padanya
Aku: yoksen! Kamu jadi berangkat hari ini ke untad palu?! Kenapa?
Yoksen: Tidak jadi pak!
Aku : Kenapa? Apa persyaratannya ada yang kurang?
Yoksen: Bukan pak, ongkos untuk pesawatnya kurang. Dan saya tidak bisa pulang lagi ke kampong untuk ambil uang. Hari ini terakhir daftar ulang bapak. Di kampun juga son2) ada uang.
Aku : Memangnya berapa tiket pesawatnya? (ku pukir hanya 600 atau 800 ribu seterti kupang – Jakarta. Mungkin aku bias membantu. Kebetulan masih tersisa sedikit uang.)
Yoksen : Tiketnya 3,5 juta bapak sampai ke palu.
Ah besar sekali. Kukira hanya 600 ribu atau 800 ribu. Uangku waktu itu memang sudah menipis juga karena sebagian sudah dikirim untuk keluarga di rumah. Aku geram kesal. AAARRGH tapi tak tahu entah kesal pada siapa. Pada diriku sndiri mungkin karena tak bias bern=buat apa-apa.
Kamu tidak pinjam dulu ke sodara kamu di kupang?
Son ada sodara bapak. Mereka ju son ada uang na…
Ah sudahlah. Aku menyerah dan kalah pada keadaan. Memang harus ada jalan lain. Kalimat terakhir yang aku katakana pada dia ‘tuhan pasti punya rencana lain yang lebih baik untuk kamu yoksen’. Terakhir kudengar dia bekerja sebagai teknisi listrik di kota kupang.


Thursday, October 24, 2013

toefl dan elpt

bahasa inggris oh bahasa inggris..... mengapa harus kau! aku berkata seperti itu karena ingin mendapatkan beasiswa harus ada tes bahasa inggris. setelang cari-cari tau dan mengalami sendiri ternyata banyak juga jenis tes bahasa inggris. ada toefl alis Test of English as a Foreign Language yang merupakan tes kemampuan bahasa inggris yang meliputi listening, grammer dan reading.  macam toefl juga banyak diantaranya toefl ITP dan  toefl iBT. masih banyak lainnya sih. selain toefl ada juga tes bahasa inggris yang berlaku lokal di lingkungan kampus seperti ELPT alis English Language Proficiency Test. nah ELPT ini khusus di itb. itb alias institut teknologi bandung. ELPT ini juga terdiri dari listening, grammer dan reading. ada juga PTESOL yang berlaku lokal di upi saja, alias universitas pendidikan indonesia
yang sudah ku alami itu toefl itp dan elpt. pertama kali aku ikutan toefl itp. kenapa milih toefl itp katena itu toefl yang diakui untuk syarat beasiswa di indonesia maupun di luar negeri. jadi lumayan berkelas lah. sekitar bulan juli 2013 aku daftar toefl itp di UI salemba, jakarta. dengan tujuan untuk melamar beasiswa ke LPDP. pusat bahasa UI merupakan salah satu penyelenggara toefl itp. jadwalnya setiap dua minggu sekali minggu ke 2 dan minggu ke empat.
ada beberapa peraturan untuk mengkuti toefl. salah satunya tidak pernah mengikuti toefl pada bulan tersebut. membawa KTP dan alat tulis tentunya. hehe... semua petunjuk untuk toefl memakai bahasa inggris. sehingga untuk mengikuti toefl memang menimal harus sudah biasa mendengar bahasa inggris. tapi jangan hanya 'yes' or 'no' doang.
untuk ELPT itu aku ikutan pas bulan oktober 2013, tadinya sih untuk masuk itb tapi sampai saat ku menulis ini belum tahu berapa nilai elpt ku. bukan karena belum diperiksa tapi aku belum cek aja ke itb. untuk elpt masih mending, petunjuk nya masih dalam bahasa indonesia. untuk materinya sama saja dengan toefl itp. ada yang mudah ada yang susah.
beberapa tips agar skor yang anda inginkan tercapai.
untuk listening, aku sendiri sering menonton film yang berbahasa inggris. dari sejak SMP sudah suka dengan film yang berbahasa inggris. jadi sudah agak femiliar. untuk info saja. sekarang saya sudah lulus kuliah 2 tahun. untuk grammer mau tidak mau itu memang harus dipelajari dari buku atau kursus. karena grammer memang sudah baku dan itu mengandalkan pengatahun. benda dengan pendengaran telinga yang membutuhkan latihan. untuk mengakali reading, kata teman saya yang sekarang lagi S3, adalah dengan cara membaca jurnal yang berbahasa inggris. yang ini belum saya lakukan makanya kemarin jebol....................

Thursday, October 10, 2013

belanja kain di tanah Abang

hari itu kakiku melangkah keluar dari rusunawa UNJ kampus B yang berdiri kokoh. dalam benak terus berkecamuk tentang rute ke tanah abang dan blok apa yang akan kudatangi. salah-salah nanti bisa keliling jakarta seperti waktu hendak wisata ke planetarium. tapi tekad dalam hati mengalahkan kegalauan yang mendera pikiran. Busway! tunggu aku!
busway pun berhenti di halte yang bertuliskan velodrome. halte yang sangat keren dibanding halte-halte lain seperti 'halte sunan giri' yang adal di sebelahnya  atau 'halte layur yang berada 3 halte setelahnya. saking kerennya sampe sekarang gak taucara bacanya apakah 'veldrum' 'veludrum' atau memang harus dibaca veloderome seperti bahasa latin floem yang dibaca apaadanya (bukan jadi flum).
kembali ke busway. ternyata aku sudah ada dalam busway dan telah sampai ke halte pramuka bpkp. halte yang pramuka banget tempat transit ke pelabuan tanjung priok. semakin dekat ke tanah abang pikirku. padahal tanah abangpun tak tahu dimana.
akhirnya sampailah ke dukuh atas 2. itu adalah nama sebuah halte, bukan nama makanan. di duku atas 2 aku bertanya rute paling dekat ke tanah abang. tapi bukannya di beri petunjuk ke tanah abang, malah aku disuruh transit naik busway lagi dan turun di sarinah. ah gak ngerti nih abang-abang busway. tapi karena tak tahu jalan ya sudah aku transit naik busway jurusan kota.
setelah 1,57 menit berdiri di halte baru ada bus lewat. bus apa entahlah. seperti busway tapi ini lebih kecil. dan ada kernettnya. tapi kalau bukan busway kok ada di jalur busway dan berhentu pula di halte busway yang memang dirancang tinggi. saat pikiranku berdebat antara naik atau tidak karena bentuk mobilnya yang mencurigakan, kakiku telah melangkah masuk. dan akhirnya bilang 'mau gimana lagi, udah naik. dan benar saja kecurigaanku. itu bukan busway! itu kopaja yang menyamar jadi busway. berpindah tempatalah 5000 rupiah dari tanganku ke tangan kernet itu. sial!
sarinah! mana sarinah! ketika ada tulisan sarinah di sebah kaca. aku langsung lompat dan berkata sarinaaaah abang pulang....! mengharukan itulah pertamakalinya selama 25 tahun aku dan sariinah bertemu. mengharukan memang. tapi seketika aku sadar dan bangun dari suasana mengharukan itu. Tanah abang! itulah tujuanku. bukan seonggok sarinah yang tak punya hati.
di sarinah untung ada abang-abang busway lagi. ketika bertanya kemana tanah abang, dia malah memberikan aku multiple choice. mau nauk mobil apa jalan kaki. kalo naik mobil yang itu! katanya sambil menunjuk metromini kalo jalan kaki dari lampu merah itu ke kiri sekitar setengah kilo lah. pilihan yang sangat sullit!
karena pilihan yang sangat sulit kita skip saja bagian itu dan kita langsung ke bagian dimana aku sudah sampai di tanah abang.
tempat kain ada di Blok F. itulah informasi yang kudapat dari orang yang berada di bawah tulisan information. akupun bertanya dimanakah blok F. di belakang blok A katanya lagi. padahal kan kalo dilihat dari susunan alfabet F itu dibelakan E. A B C D E F. kan! terbukti. tapi apa daya aku pun tak bisa memangku blok F ke belakang blok E. berat bos!
di blok F itulah aku mencari kain. kain untuk membuat seragam pramuka. setelah berkeliling selama 1/4 hari aku pun menyimpulkan kalo tertnyata beli bahan eceran dengan beli bahan banyak (rol-an) beda harganya antara 3-2 ribu rupiah saja. aaaaah kecil sekali. tapi tak apalah yang penting sudah ketemu dimana tempat kain di tanah abang. tapi ternyata ketika main ke lantey besmen blok A. disanapun ada. banyak kain-kain bahan. tapi harganya sama saja.
harga kain rapilo 37rb/meter( harga grosir), hi twist 30rb/meter (harga eceran).plat 20rb per meter (harga eceran)
tanah abang, walaupun bukan abangku. tapi itu tetap tanah abang.
singkatnya kalo ke tanah abang. dari rawamangun. naik busway Duku atas. transit naik ke sarinah. turun nyebrang ke arah yang ada DKPP (Dewan kehormatan PAnitia Pemilu). jalan ke perempatan belok kiri  luruuuuuuuus aja

Monday, July 1, 2013

contoh bab III penelitian tindakan kelas


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.    TUJUAN OPERASIONAL
Tujuan operasional penelitian ini adalah meningkatkan hasil Belajar Fisika Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) di kelas X SMA Negeri 21 jakarta

B.     JADWAL PENELITIAN
1.      Waktu dan Tempat
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMAN 21 jakarta yang beralamat di jalan pemuda Jakarta timur. Adapun waktu pelaksanaannya dalah pada semester ganjil bulan Agustus  September 2013. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah dan silabus pembelajaran mata pelajaran Fisika kelas X semester ganjil.
2.      Tahapan Pelaksanaan



Proses pelaksanaan program meliputi beberapa kegiatan, yaitu:
Tabel. 1
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
No.
Kegiatan
Agustus
Sept
    1
    2
    3
    4
    5
    1
    2
1
PERSIAPAN
a)      Observasi
b)      Penentuan Objek
c)      Persiapan Instrumen
d)     Perangkat Pembelajaran

x
x



x
x







2
PELAKSANAAN
a)      Persiapan kelas
b)      Pelaksanaan Pembelajaran
c)      Refleksi
d)     Pembelajaran Lanjutan
e)      Analisis Data
f)       Evaluasi kinerja Hasil Pembelajaran
g)      Penyusunan Draft laporan atau Seminar
h)      Penyusunan laporan Akhir




x
x
x
x




x




x
x
x

x

x




x
x
x

x

x




x
x
x

x

x

C.    KARAKTERISTIK SUBJEK PENELITIAN
Subyek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas X SMA N 21 Jakarta tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang, terdiri dari 15 laki-laki dan 20 perempuan.

D.    METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah model Kurt Lewin. Model Kurt Lewin merupakan model dasar yang kemudian dikembangkan oleh ahli-ahli lain. Penelitian tindakan, menurut Kurt Lewin, terdiri dari empat komponen kegiatan yang dipandang sebagai satu siklus, yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Digambarkan dalam sebuah bagan, model ini tampak sebagai berikut.
 REFLECTING
ACTING
OBSERVING
 PLANNING
                                                              

                     
                              

                                                                                                                                                                                         

                                                           
Gambar 1. Rancangan Penelitian Tindakan Model Kurt Lewin
Pada awalnya proses penelitian dimulai dari perencanaan, namun karena ke empat komponen tersebut berfungsi dalam suatu kegiatan yang berupa siklus, maka untuk selanjutnya masing-masing berperan secara berkesinambungan.

E.     PROSEDUR PENELITIAN
1.      Masalah
Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika belum mencapai KKM. Oleh karena itu maka digunakan model pembelajaran problem based instruction untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2.      Perencanaan siklus I
Pada siklus satu ini dilaksanakan dua kali pertemuan. Model yang digunakan adalah model pembelajaran problem based instruction. Tahapan problem basic instruction adalah adalah sebagai berikut:
Tahap 1 orientasi siswa pada masalah
Pada tahap pertama ini sebelum ke permasalahan guru mengucapkan salam kepada siswa. Karena ini pertemuan pertama, setelah mengucapkan salam guru menjelaskan bahwa pertemuan kali ini siswa akan menggunakan proses pembelajaran problem based instruction yang tentunya berbeda dengan cara pembelajaran sebelumnya. Guru mengemukakan topik yaitu gerak dan tujuan pembelajaran. Guru mengajukan pertanyaan yang merangsang pemikiran mereka. Pertanyaannya yang diajukan antara lain ‘apakah kalian tahu gerak? Apakah kalian bergerak?’ Setelah itu guru mengorientasikan siswa kepada permasalah yang terjadi di sekitar. Guru menceritakan sebuah permasalahan sebagai berikut: “seorang pemuda yang bernama Andi melakuan perjalanan menggunakan bus dari Bandung ke Jogjakarta. Selama perjalanan ke Jogja Andi melihat pepohonan seakan-akan berlarian melawan arah mobil yang ditumpangi oleh Andi. Pada saat di jalan yang lurus pohon-pohon itu berlarian sangat kencang, tetapi ketika di tikungan terlihat pohon-pohon itu kelihatan seperti bergerak layaknya pejalan kaki (tidak terlalu cepat). Sedangkan Andi hanya duduk di jok mobil yang empuk itu. Menurut kalian apakah yang terjadi sebenarnya? Manakah yang bergerak? Apakah Andi bergerak atau tidak bergerak? Bagaimana halnya kasus pepohonan yang terlihat oleh Andi kadang seperti berlari sangat cepat dan kadang seperti pejalan kaki yang sangat lambat? Bagaimana kalian mejelaskan fenomena itu menurut ilmu fisika?
Siswa menyimak penjelasan guru mengenai topik dan tujuan pembelajaran. Pada saat guru bertanya beberapa siswa mengemukakan pendapatnya. Karena mereka bicara bersamaan maka suasana menjadi gaduh dan suara tidak jelas. Pada saat guru bercerita siswa mendengarkan cerita yang disampaikan oleh guru dengan baik.
3.      Tahap 2 mengorganisasi siswa untuk belajar
Setelah mengorientasikan permasalahan pada siswa dan siswa betul-betul menangkap permasalahan, guru mulai menciptakan suasana belajar yang kondusif. Pada tahap ini guru mengelompokan siswa menjadi empat kelompok. Setiap kelompok terdiri dari enam orang, sedangkan satu kelompok hanya terdiri dari 5 orang. Guru dibantu oleh satu orang siswa membagikan lembar kerja siswa (LKS) kepada setiap kelompok. Guru juga meminta siswa agar bisa bekerja sama dengan teman satu kelompoknya. Setelah itu guru menjelaskan bahwa untuk menjawab permasalah yang telah dikemukakan di awal siswa dituntut untuk melakukan penyelidikan berupa percobaan. Percobaan yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang tertera pada LKS.
Pada tahap ini siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-masing. Pada saat berkumpul siswa menjadi gaduh. Setelah semua berkumpul barulah siswa menjadi tenang kembali. Kemudian siswa mempelajari dan memperhatikan penjelasan mengenai LKS dari guru dengan baik.

4.      Tahap 3 membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Setelah semua siswa paham apa tugas yang harus dilakukan, guru mempersilahkan mereka untuk memulai melakukan penyelidikan. Guru mempersilakan siswa untuk mengambil alat yang dibutuhkan seperti yang tertera pada LKS. Alat yang dibutuhkan telah ditentukan dalam LKS oleh guru. Pada tahap ini guru mengarahkan pecobaan yang dilakukan yaitu memberikan arahan supaya percobaan yang dilakukan bisa memecahkan masalah yang di kemukakan.
Pada tahap ini siswa mempersiapkan alat siswa yang diperlukan. Siswa mulai merangkai alat sesuai dengan instruksi pada LKS. Siswa mulai membuat lintasan yang berupa lengkungan. Kemudian siswa menentukan titik acuan, yaitu titik awal mobil bergerak. Diibaratkan di dalam mobil-mobilan ada penumpang yang sesuai dengan masalah awal. Pada pertemuan pertama ini ada beberapa siswa yang tidak bekerja sama dengan kelompoknya. Karena siswa tidak terbiasa dengan kerja kelompok. Siswa tersebut memainkan alat percobaan yaitu mobil-mobilan.
5.      Tahap 4 mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru mempersilakan siswa untuk mengolah data yang telah diperoleh dari percobaan dan mengembangkan konsep tersebut guna menyelesaikan permasalahan yang dikemukakan. Guru terus memberi motivasi berupa arahan dalam bentuk pertanyaan. Petanyaan yang dilontarkan antara lain ‘apakah Ahmad bergerak, bagaimana hubungannya dengan titik acuan? Bagaimana halnya dengan pohon yang kadang kelihatan cepat kadang lambat?’ Guru meminta setiap kelompok membuat laporan sederhana.
Pada tahap ini siswa mendiskusikan hasil percobaan setelah mengumpulkan data guna menjelaskan masalah yang disampaikan di awal pertemuan. Siswa memecahkan permasalahan yang dikemukakan. Ada kendala ketika siswa membuat laporan sederhana untuk disajikan di depan kelas. Siswa tidak dapat menuliskan laporan karena siswa tidak biasa dengan laporan dan baru pertama membuat laporan sederhana. Untuk mengatasinya guru memberikan outline dan menjelaskan outline tersebut. Setelah penjelasan dari guru, siswa membuat laporan. Setelah menyusun laporan sederhana salah satu kelompok menyajikannya di depan kelas sedangkan yang lain memperhatikan. Siswa masih malu-malu dalam menyajikan, sehingga guru harus membujuk kelompok tersebut untuk jadi penyaji.
6.      Tahap 5 menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Pada tahap ini, guna menganalisis pemecahan masalah apakah sudah sesuai dengan konsep atau belum, maka diadakan diskusi. Kelompok yang maju ke depan kelas menjadi penyaji. Siswa berdiskusi dan menemukan penjelasan materi yang dipelajari. Siswa mengemukakan konsep titik acuan. Siswa juga sudah bisa mengemukakan antara jarak dan perpindahan. Pada saat terjadi kekeliruan konsep maka guru  menjadi penengah dengan menjelaskan konsep tersebut. KPada tahap ini guru berperan sebagai moderator. Pada akhir pertemuan siswa menulis tugas yang diberikan oleh guru. Guru menginformasikan materi pertemuan selanjutnya
7.      Pelaksanaan siklus I
Aktivitas siswa
Aspek yang diamati

Siswa menyimak tujuan belajar yang disampaikan oleh guru
Guru membuka pertemuan dengan mengucapkan salam
Siswa menyimak permasalahan yang dajukan oleh guru.
Guru menyampaikan tujuan belajar
Siswa mengidentifikasi permasalahan yang diajukan oleh guru.
Guru menceriterakan suatu kasus kepada siswa.
Siswa berkumpul dengan kelompok yang telah ditentukan
Guru mempertajam permasalahan dengan pertanyaan-pertanyaan
Siswa mempelajari LKS yang diberikan oleh guru.
Guru mengelompokan siswa kedalam 4 kelompok dengan jumlah 5-6 orang perkelompok.
Siswa menyimak penjelasan alat-alat yang digunakan untuk percobaan
Guru membagikan LKS
Siswa mempersiapkan alat yang akan digunakan
Guru menjelaskan peralatan yang diperlukan untuk percobaan
Siswa memulai percobaan sesuai dengan LKS.
guru membantu siswa merangkai alat percobaan
Siswa menulis laporan sederhana sesuai dengan petunjuk dalam LKS
Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan
Salah satu kelompok mempresentasikan hasil percobaan di depan kelas
Guru menginstruksikan agar siswa membuat laporan sederhana tentang hasil percobaan
Kelompok lainnya menanggapi pemaparan kelompok penyaji dengan bertanya jawab
Guru meminta salah satu kelompok untuk menyajikan laporannya di depan kelas
siswa untuk mengaplikasikan dan meninjau permasalah yang telah dikemukakan pada awal pertemuan.
Guru memimpin memfasilitasi diskusi kelas
siswa untuk membuat kesimpulan mengenai solusi permasalahan yang telah dikemukakan
Guru meminta siswa untuk mengaplikasikan dan meninjau permasalah yang telah dikemukakan pada awal pertemuan.
Siswa menulis tugas yang diberika oleh guru
guru meminta siswa untuk membuat kesimpulan mengenai solusi permasalahan yang telah dikemukakan
Siswa menyimak informasi materi yang akan dipelajari selanjutnya
Guru memberikan tugas kepada siswa

Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari selanjutnya

Guru mengucapkan salam

8.      Pengamatan siklus I
Pengamatan dilakukan berdasarkan lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti. Pengamatan ini bertujuan untuk mengemati aktivitas yang terjadi dalam kelas. Sehingga dapat diketahui apakah pembelajaran berjalan sesuai dengan model yang digunakan atautidak.  Pengamatan dilakuakn oleh 2 orang pengamat yang masing-masing bertugas untuk mengamati siswa. Siswa dibagi dalam kelompok, sehingga proses pengamatan bias dilakukan dengan pembagian kelompok yang diamati ke dalam dua kelompok.

9.      Refleksi
Refleksi dilakukan setiap selesai satu pertemuan untuk mengetahui kekurangan dan ketercapaian model yang dilaksanakan. Dihadiri oleh guru dan observer untuk mendiskusikan hasil lembar observasi. Setelah diketahui hal-hal yang terdapat pada lembar observasi maka diadakan perbaikan rencana untuk pertemuan selanjutnya. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan.


F.      TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1.         TES
a.       Tes tertulis hasil belajar
Tes tertulis beisi tentang soal-soal penguasaan konsep yang telah dipelajari. Jumlah soal bervariasi sesuai dengan konsep yang telah dipelajari. Selengkapnya bias dilihat di lampiran 1. Tes diberikan kepada subjek yang diteliti dalam hal ini siswa. Tes tertulis dilakukan bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada aspek kognitif yang mengacu pada taksonomi bloom.
2.         Non tes
a.       Angket
Angket ini berisi tentang model yang digunakan dan langkah-langkahnya. Disi oleh subjek yang diamati. Sehingga bias diketahui pendapat subjek tetang model yang digunakan. Tujuannya adalah untuk merefleksi kesulitan subjek dalam mengikuti pembelajaran dengan model yang digunakan.
b.      Lembar observasi
Lembar observasi ini berisi tentang poin-poin pelaksanaan kegiatan dalam pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran problem based instruction. Kegiatan yang diobservasi adalah kegiatan-kegiatan yang harus dilakuakan oleh siswa dan yang harus dilakukan oleh guru. Lembar observasi ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan aktivitas siswa dan aktivitas guru

G.    TEKNIK ANALISIS DATA
1.      TES
a.       Tes tertulis hasil belajar
Hasil belajar siswa dianalisis dengan menghitung skor yang diperoleh siswa dalam mengerjakan tes. Cara perhitungan skor  dengan menggunakan:
Hasil belajar siswa siswa dikatakan meningkat jika hasil belajar kognitif siswa mencapai KKM yaitu nilai 75.
2.         Non tes
a.       Angket
angket dianalisis dengan menyamakan persepsi tiap siswa mengenai kesulitan dan kelebihan mengenai model pembelajaran. Sehingga dapat dijadikan acuan perbaikan dan hal yang harus dipertahankan untuk pembelajaran berikutnya.

b.      Lembar observasi
Lembar observasi aktivitas pembelajaran dianalisis dengan menghitung persentase tiap poin keterlaksanaan aktivitas. Aktivitas yang dilihat adalah aktivitas siwa dan guru sehingga ada dua hasil persentase keterlaksanaan. Persentase keterlaksanaan aktitivas pembelajaran  dihitung asebagai berikut:
Model pembelajaran PBI dikatakn terlaksana jika persentase aktivitas mencapai angka minimum 85% atau lebih.