BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
TUJUAN OPERASIONAL
Tujuan
operasional penelitian ini adalah meningkatkan hasil Belajar Fisika Siswa Menggunakan Model Pembelajaran
Problem Based Instruction (PBI) di kelas X SMA Negeri 21 jakarta
B.
JADWAL PENELITIAN
1. Waktu dan Tempat
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMAN 21 jakarta yang beralamat di jalan pemuda
Jakarta timur. Adapun waktu pelaksanaannya dalah pada semester
ganjil bulan Agustus –September 2013. Penentuan waktu
penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah dan silabus pembelajaran mata
pelajaran Fisika kelas X semester ganjil.
2.
Tahapan
Pelaksanaan
Proses
pelaksanaan program meliputi beberapa kegiatan, yaitu:
Tabel. 1
Jadwal
Pelaksanaan Kegiatan
No.
|
Kegiatan
|
Agustus
|
Sept
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
2
|
||
1
|
PERSIAPAN
a)
Observasi
b)
Penentuan
Objek
c)
Persiapan
Instrumen
d)
Perangkat
Pembelajaran
|
x
x
|
x
x
|
|
|
|
|
|
2
|
PELAKSANAAN
a)
Persiapan
kelas
b)
Pelaksanaan
Pembelajaran
c)
Refleksi
d)
Pembelajaran
Lanjutan
e)
Analisis Data
f)
Evaluasi
kinerja Hasil Pembelajaran
g)
Penyusunan
Draft laporan atau Seminar
h)
Penyusunan
laporan Akhir
|
|
|
x
x x x |
x
|
x
x x
x
x
|
x
x
x
x
x
|
x
x
x
x
x
|
C.
KARAKTERISTIK SUBJEK
PENELITIAN
Subyek dari penelitian tindakan kelas ini adalah
siswa kelas X SMA N 21 Jakarta
tahun pelajaran
2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang, terdiri dari 15 laki-laki dan 20 perempuan.
D.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah model
Kurt Lewin. Model Kurt Lewin merupakan model dasar yang kemudian dikembangkan
oleh ahli-ahli lain. Penelitian tindakan, menurut Kurt Lewin, terdiri dari
empat komponen kegiatan yang dipandang sebagai satu siklus, yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Digambarkan dalam sebuah
bagan, model ini tampak sebagai berikut.
REFLECTING
|
ACTING
|
OBSERVING
|
PLANNING
|
Gambar 1. Rancangan
Penelitian Tindakan Model Kurt Lewin
Pada awalnya proses
penelitian dimulai dari perencanaan, namun karena ke empat komponen
tersebut berfungsi dalam suatu kegiatan yang berupa siklus, maka untuk
selanjutnya masing-masing berperan secara berkesinambungan.
E.
PROSEDUR PENELITIAN
1.
Masalah
Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa hasil
belajar siswa pada mata pelajaran fisika belum mencapai KKM. Oleh karena itu
maka digunakan model pembelajaran problem based instruction untuk meningkatkan
hasil belajar siswa.
2.
Perencanaan siklus I
Pada
siklus satu ini dilaksanakan dua kali pertemuan. Model yang digunakan adalah
model pembelajaran problem based instruction. Tahapan problem basic instruction
adalah adalah sebagai berikut:
Tahap 1 orientasi siswa pada
masalah
Pada tahap pertama ini
sebelum ke permasalahan guru mengucapkan salam kepada siswa. Karena ini
pertemuan pertama, setelah mengucapkan salam guru menjelaskan bahwa pertemuan
kali ini siswa akan menggunakan proses pembelajaran problem based
instruction yang
tentunya berbeda dengan cara pembelajaran sebelumnya.
Guru mengemukakan topik yaitu gerak dan tujuan pembelajaran. Guru mengajukan
pertanyaan yang merangsang pemikiran mereka. Pertanyaannya yang diajukan antara
lain ‘apakah kalian tahu gerak? Apakah kalian bergerak?’ Setelah itu guru
mengorientasikan siswa kepada permasalah yang terjadi di sekitar. Guru menceritakan sebuah
permasalahan sebagai berikut: “seorang pemuda yang bernama Andi melakuan
perjalanan menggunakan bus dari Bandung ke Jogjakarta. Selama perjalanan ke
Jogja Andi melihat pepohonan seakan-akan berlarian melawan arah mobil yang
ditumpangi oleh Andi.
Pada saat di jalan yang lurus pohon-pohon itu berlarian sangat kencang, tetapi
ketika di tikungan terlihat pohon-pohon itu kelihatan seperti bergerak layaknya
pejalan kaki (tidak terlalu cepat). Sedangkan Andi hanya duduk di jok mobil
yang empuk itu. Menurut kalian apakah
yang terjadi sebenarnya? Manakah yang bergerak? Apakah Andi bergerak atau tidak
bergerak? Bagaimana halnya kasus pepohonan yang terlihat oleh Andi kadang
seperti berlari sangat cepat dan kadang seperti pejalan kaki yang sangat
lambat? Bagaimana kalian mejelaskan fenomena itu menurut ilmu fisika?”
Siswa menyimak penjelasan guru mengenai topik dan tujuan pembelajaran. Pada saat guru bertanya beberapa siswa mengemukakan
pendapatnya. Karena mereka bicara bersamaan maka suasana menjadi gaduh dan suara tidak jelas. Pada saat guru bercerita
siswa mendengarkan cerita yang disampaikan oleh guru dengan baik.
3. Tahap
2 mengorganisasi siswa untuk belajar
Setelah
mengorientasikan permasalahan pada siswa dan siswa betul-betul menangkap
permasalahan, guru mulai menciptakan suasana belajar yang kondusif. Pada tahap
ini guru mengelompokan siswa menjadi empat kelompok. Setiap kelompok terdiri
dari enam orang, sedangkan satu kelompok hanya terdiri dari 5 orang. Guru
dibantu oleh satu orang siswa membagikan
lembar kerja siswa (LKS) kepada setiap kelompok. Guru juga meminta siswa agar
bisa bekerja sama dengan teman satu kelompoknya. Setelah itu guru menjelaskan
bahwa untuk menjawab permasalah yang telah dikemukakan di awal siswa dituntut
untuk melakukan penyelidikan berupa percobaan. Percobaan yang dilakukan sesuai
dengan prosedur yang tertera pada LKS.
Pada tahap ini siswa berkumpul dengan kelompoknya
masing-masing. Pada saat berkumpul siswa menjadi gaduh. Setelah semua berkumpul
barulah siswa menjadi tenang kembali. Kemudian siswa mempelajari dan memperhatikan penjelasan mengenai LKS dari guru dengan baik.
4. Tahap
3 membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Setelah semua siswa
paham apa tugas yang harus dilakukan, guru mempersilahkan mereka untuk memulai
melakukan
penyelidikan. Guru
mempersilakan siswa untuk mengambil alat yang dibutuhkan
seperti yang tertera pada LKS. Alat yang dibutuhkan telah ditentukan dalam LKS
oleh guru. Pada tahap ini guru mengarahkan pecobaan yang dilakukan yaitu
memberikan arahan supaya percobaan yang dilakukan bisa memecahkan masalah yang
di kemukakan.
Pada tahap ini siswa
mempersiapkan alat siswa yang diperlukan. Siswa mulai merangkai alat sesuai dengan
instruksi pada LKS. Siswa mulai membuat lintasan yang berupa lengkungan.
Kemudian siswa menentukan titik acuan,
yaitu titik awal mobil bergerak. Diibaratkan di dalam mobil-mobilan ada penumpang
yang sesuai dengan masalah awal. Pada pertemuan pertama ini ada beberapa siswa
yang tidak bekerja sama dengan kelompoknya. Karena siswa tidak terbiasa dengan
kerja kelompok. Siswa
tersebut memainkan alat percobaan yaitu mobil-mobilan.
5. Tahap
4 mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru mempersilakan siswa untuk mengolah
data yang telah
diperoleh dari percobaan dan mengembangkan konsep tersebut guna
menyelesaikan permasalahan yang dikemukakan. Guru terus memberi motivasi berupa
arahan dalam bentuk pertanyaan. Petanyaan yang dilontarkan antara lain ‘apakah
Ahmad bergerak, bagaimana hubungannya dengan titik acuan? Bagaimana halnya
dengan pohon yang kadang kelihatan cepat kadang lambat?’ Guru meminta setiap
kelompok membuat laporan sederhana.
Pada tahap ini siswa mendiskusikan hasil percobaan
setelah mengumpulkan data guna menjelaskan masalah yang disampaikan di awal
pertemuan. Siswa memecahkan permasalahan yang dikemukakan. Ada kendala ketika siswa membuat laporan sederhana
untuk disajikan di depan kelas.
Siswa tidak dapat menuliskan laporan karena siswa tidak biasa
dengan laporan dan baru
pertama membuat laporan sederhana. Untuk mengatasinya guru memberikan outline
dan menjelaskan outline tersebut. Setelah penjelasan dari guru, siswa
membuat laporan. Setelah menyusun laporan sederhana salah satu kelompok
menyajikannya di depan kelas sedangkan yang lain memperhatikan. Siswa masih
malu-malu dalam menyajikan, sehingga guru harus membujuk kelompok tersebut
untuk jadi penyaji.
6. Tahap
5 menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Pada tahap ini, guna
menganalisis pemecahan masalah apakah sudah sesuai dengan konsep atau belum,
maka diadakan diskusi. Kelompok yang maju ke
depan
kelas
menjadi penyaji. Siswa berdiskusi
dan menemukan penjelasan materi
yang dipelajari. Siswa mengemukakan konsep titik acuan. Siswa
juga sudah bisa mengemukakan antara jarak dan perpindahan. Pada saat terjadi kekeliruan konsep maka guru menjadi penengah dengan menjelaskan konsep tersebut. KPada tahap ini guru berperan sebagai moderator. Pada akhir
pertemuan siswa menulis tugas yang diberikan oleh guru. Guru menginformasikan
materi pertemuan selanjutnya
7.
Pelaksanaan siklus I
Aktivitas siswa
|
Aspek yang diamati
|
|
|
Siswa menyimak tujuan belajar yang disampaikan oleh guru
|
Guru
membuka pertemuan dengan mengucapkan salam
|
Siswa menyimak permasalahan yang dajukan oleh
guru.
|
Guru
menyampaikan tujuan belajar
|
Siswa
mengidentifikasi permasalahan yang diajukan oleh guru.
|
Guru menceriterakan suatu kasus kepada siswa.
|
Siswa berkumpul dengan kelompok yang telah ditentukan
|
Guru mempertajam permasalahan dengan
pertanyaan-pertanyaan
|
Siswa mempelajari LKS yang diberikan oleh guru.
|
Guru mengelompokan siswa kedalam 4 kelompok dengan jumlah 5-6
orang perkelompok.
|
Siswa
menyimak penjelasan alat-alat yang digunakan untuk percobaan
|
Guru membagikan LKS
|
Siswa
mempersiapkan alat yang akan digunakan
|
Guru menjelaskan peralatan yang diperlukan
untuk percobaan
|
Siswa memulai percobaan sesuai dengan LKS.
|
guru membantu siswa merangkai alat percobaan
|
Siswa
menulis laporan sederhana sesuai dengan petunjuk dalam LKS
|
Guru
membimbing siswa dalam melakukan percobaan
|
Salah
satu kelompok mempresentasikan hasil percobaan di depan kelas
|
Guru menginstruksikan agar siswa membuat
laporan sederhana tentang hasil percobaan
|
Kelompok lainnya menanggapi pemaparan
kelompok penyaji dengan bertanya jawab
|
Guru meminta salah satu kelompok untuk
menyajikan laporannya di depan kelas
|
siswa untuk mengaplikasikan dan meninjau permasalah
yang telah dikemukakan pada awal pertemuan.
|
Guru memimpin memfasilitasi diskusi kelas
|
siswa untuk membuat kesimpulan mengenai
solusi permasalahan yang telah dikemukakan
|
Guru meminta siswa untuk mengaplikasikan dan
meninjau permasalah yang telah dikemukakan pada awal pertemuan.
|
Siswa menulis tugas yang diberika oleh guru
|
guru meminta siswa untuk membuat kesimpulan
mengenai solusi permasalahan yang telah dikemukakan
|
Siswa menyimak informasi materi yang akan
dipelajari selanjutnya
|
Guru memberikan tugas kepada siswa
|
|
Guru menginformasikan materi yang akan
dipelajari selanjutnya
|
|
Guru mengucapkan salam
|
8.
Pengamatan siklus I
Pengamatan dilakukan
berdasarkan lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti. Pengamatan
ini bertujuan untuk mengemati aktivitas yang terjadi dalam kelas. Sehingga
dapat diketahui apakah pembelajaran berjalan sesuai dengan model yang digunakan
atautidak. Pengamatan dilakuakn oleh 2
orang pengamat yang masing-masing bertugas untuk mengamati siswa. Siswa dibagi
dalam kelompok, sehingga proses pengamatan bias dilakukan dengan pembagian
kelompok yang diamati ke dalam dua kelompok.
9.
Refleksi
Refleksi
dilakukan setiap selesai satu pertemuan untuk mengetahui kekurangan dan
ketercapaian model yang dilaksanakan. Dihadiri oleh guru dan observer untuk
mendiskusikan hasil lembar observasi. Setelah diketahui hal-hal yang terdapat
pada lembar observasi maka diadakan perbaikan rencana untuk pertemuan
selanjutnya. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan.
F.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1.
TES
a.
Tes tertulis hasil belajar
Tes
tertulis beisi tentang soal-soal penguasaan konsep yang telah dipelajari.
Jumlah soal bervariasi sesuai dengan konsep yang telah dipelajari. Selengkapnya
bias dilihat di lampiran 1. Tes diberikan kepada subjek yang diteliti dalam hal
ini siswa. Tes tertulis dilakukan bertujuan untuk mengetahui hasil belajar
siswa pada aspek kognitif yang mengacu pada taksonomi bloom.
2.
Non tes
a.
Angket
Angket ini
berisi tentang model yang digunakan dan langkah-langkahnya. Disi oleh subjek
yang diamati. Sehingga bias diketahui pendapat subjek tetang model yang
digunakan. Tujuannya adalah untuk merefleksi kesulitan subjek dalam mengikuti
pembelajaran dengan model yang digunakan.
b.
Lembar observasi
Lembar
observasi ini berisi tentang poin-poin pelaksanaan kegiatan dalam pembelajaran
sesuai dengan model pembelajaran problem based instruction. Kegiatan yang
diobservasi adalah kegiatan-kegiatan yang harus dilakuakan oleh siswa dan yang
harus dilakukan oleh guru. Lembar observasi ini bertujuan untuk mengetahui
keterlaksanaan aktivitas siswa dan aktivitas guru
G.
TEKNIK ANALISIS DATA
1.
TES
a.
Tes tertulis hasil belajar
Hasil
belajar siswa dianalisis dengan menghitung skor yang diperoleh siswa dalam
mengerjakan tes. Cara perhitungan skor
dengan menggunakan:
Hasil
belajar siswa siswa dikatakan meningkat jika hasil belajar kognitif siswa
mencapai KKM yaitu nilai 75.
2.
Non tes
a.
Angket
angket
dianalisis dengan menyamakan persepsi tiap siswa mengenai kesulitan dan
kelebihan mengenai model pembelajaran. Sehingga dapat dijadikan acuan perbaikan
dan hal yang harus dipertahankan untuk pembelajaran berikutnya.
b.
Lembar observasi
Lembar
observasi aktivitas pembelajaran dianalisis dengan menghitung persentase tiap
poin keterlaksanaan aktivitas. Aktivitas yang dilihat adalah aktivitas siwa dan
guru sehingga ada dua hasil persentase keterlaksanaan. Persentase
keterlaksanaan aktitivas pembelajaran dihitung
asebagai berikut:
Model
pembelajaran PBI dikatakn terlaksana jika persentase aktivitas mencapai angka
minimum 85% atau lebih.